Tidak Hanya Nasional, Semen Padang Ingin Wujudkan Kawasan Cagar Budaya Indarung I Sebagai World Heritage

Kamis, 02 Mei 2024 pada 05:05

Padang, Radio Classy FM - Walaupun usia Indarung I sudah lebih 100 tahun, tapi Semen Padang menaruh perhatian kusus terkait pelestarian Cagar Budaya Pabrik Indarung I. Setelah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Provinsi, dan sudah direkomendasikan oleh TACBN sebagai Cagar Budaya Nasional yang saat ini sedang dalam tahap pembahasan. Jika selesai, maka tahun depan akan ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional. Namun ambisi itu terus diperjuangkan hingga Cagar Budaya Indarung I ditetapkan sebagai World Heritage.

Terkait potensi kawasan Indarung I Semen Padang sebagai World Heritage, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid dalam Focus Group Discussion (FGD) Tata Kelola Pabrik Indarung I di Wisma Indarung, Selasa (17/1/2023), menyampaikan ada proses yang cukup panjang untuk menyusun berkas atau dossier. Dan tentunya, juga harus melihat semua outstanding universal value-nya seperti apa, dan apa saja atribut yang mau didaftarkan. Karena, begitu mulai didaftarkan, maka langsung terkait dengan tanggung jawab.

Misalnya, rangka-rangka besi yang ada di Kawasan Cagar Budaya Indarung I mau dijadikan atribut atau tidak. Kalau iya, tentu harus dilestarikan dan harus ada langkah-langkah untuk memastikan keselamatan rangka-rangka besi ini. Untuk itu, ini perlu didiskusikan secara lebih detil, terutama dengan pemilik aset.

"Jadi, mungkin gak ini (Indarung I) bisa ditetapkan sebagai World Heritage? Tapi yang jelas, sebagai Cagar Budaya Nasional saja, arti pentingnya bagi masyarakat juga sudah naik, sudah lebih kuat. Makanya, ini harus ditindaklanjuti dengan mengaktivasi Kawasan Cagar Budaya Indarung I. Saya harap FDG selama tiga hari ini untuk mendiskusikan hal itu," ujarnya.

Pada FGD itu, Hilmar menyampaikan dalam mengelola Cagar Budaya, harus memiliki visi dan kemampuan mengimajinasikan sesuatu dalam mengerahkan sumber dayanya. Kemudian, mengeksekusinya dalam sebuah organisasi. Menurutnya, nilai yang sangat besar terletak di sana. "Indarung I ini skalanya tidak main-main. Indarung I itu suatu kompleks besar," ujarnya.

Maka dari itu, lanjutnya, kepada peserta FGD, belajarlah dari Industri Heritage (Kawasan Indarung I) untuk membangun imajinasi, dan belajarlah memobilisasi dan membangun organisasi. Karena, ini sangat esensial untuk dijawab sebelum memikirkan kegiatan-kegiatan lainnya yang akan dibuat atau diselenggarakan di Kawasan Cagar Budaya Indarung I ini.

Namun begitu, dirinya yakin pelaku budaya dan seniman di Sumatra Barat memiliki kemampuan kreatif untuk membangun mimpi bersama dalam mengelola Kawasan Cagar Budaya Indarung I, sehingga ke depan bisa menjadi destinasi wisata industri heritage. Karena, yang namanya cultural tourism ataupun heritage tourism, berkaitan dengan ekonomi.

"Sekarang ini di dunia yang namanya heritage tourism dan cultural tourism merupakan salah satu yang paling besar. Kalau bicara angka, perkiraannya totalnya 500 miliar dolar per tahun. Untuk itu, saya juga berharap pemerintah daerah harus dapat menjadi fasilitator bagi pelaku budaya dan seniman. Mohon maaf, selama ini itu belum terjadi," ungkapnya.

Alumni Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia itu juga menyampaikan soal cagar budaya atau warisan budaya. Kata dia, walaupun dia benda mati, tetapi ketika diberikan makna terhadapnya, maka banyak sekali hal-hal yang bisa muncul, termasuk berbagai pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting dan relevan untuk hari ini.

Cagar budaya, sebutnya, itu betul berasal dari masa lalu, tapi harus jelas poin relevansinya untuk di masa sekarang ini. Kemudian, manfaat dari kehadiran cagar budaya atau warisan budaya juga harus jelas. Dan menurutnya, kalau untuk memberikan segala macam insight, itu merupakan suatu hal. Tapi manfaat yang sifatnya langsung, paling penting dan mendasar, harus bisa menumbuhkan rasa memiliki dan rasa menjadi bagian.

"Kalau tidak berhasil melahirkan efek itu, maka kita mesti bicara tentang bagaimana ini bisa dikelola, sehingga bisa menumbuhkan rasa memiliki dan rasa menjadi bagian. Karena, ada banyak warisan budaya yang tidak dikenal akibat tidak adanya pengelolaan yang baik, bahkan tidak dilindungi, sehingga hilang begitu saja," pungkas Dosen Tetap Pasca Sarjana Institut Kesenian Jakarta itu.(*)

Ads #1
Weekly Programs
Program Jam
The Broadcasters